Bawang tiwai (Eleutherine americana Merr) merupakan salah satu tanaman herbal yang dapat digunakan dalam menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Kandungan senyawa bawang tiwai berpotensi sebagai minuman fungsional. Produk minuman fungsional bawang tiwai dapat terbuat dalam bentuk serbuk ataupun simplisia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan berbagai umur panen dan metode pengeringan terhadap sifat sensoris, fisik, gugus fungsional dan morfologi serbuk umbi bawang tiwai.

Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktor dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama umur panen terdiri dari 5 bulan, 7 bulan, 9 bulan. Faktor kedua metode pengeringan terdiri dari kering angin, kabinet dryer, microwave. Data dianalisis dengan sidik ragam yang menunjukkan perbedaan taraf 5% dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik yang dipilih berdasarkan uji sensoris terhadap warna, rasa, dan aroma adalah bawang tiwai umur panen 5 bulan metode pengeringan kering angin. Nilai L* (kecerahan) tertinggi (66,47) pada umur panen 9 bulan metode pengeringan kering angin, kroma hijau-merah a* (24,64) pada umur panen 7 bulan tanpa pengeringan, kroma kuning-biru b* (8,89) umur panen 5 bulan tanpa pengeringan. Nilai intensitas warna tertinggi (1,0433) pada perlakuan umur panen 9 bulan metode pengeringan kabinet dryer. Terdapat komponen antioksidan pada serapan ikatan OH yang membentuk senyawa fenolik pada perbedaan umur panen dan metode pengeringan. Bentuk morfologis yang dihasilkan pada berbagai umur panen dan metode pengeringan ditemukan pola swollen tubules, ridges pores, hollow hole, flacky micro, hollow tubules, spongy micro, dan cracks.