ZULKIFLI, NIM.2002046023, “Proses Penyelesaian Konflik Perbatasan Tajikistan-Kirgistan 2021”, dalam bimbingan Dr. Sonny Sudiar, S.IP., MA., Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Pemasangan kamera pengawas yang dilakukan oleh pihak Tajikistan di sekitar wilayah fasilitas pengelolaan dan pendistribusian air di Ak-sai menimbulkan protes dari pihak Kirgistan terutama Etnis Kirgiz yang tinggal di perbatasan, sehingga menimbulkan konflik antara etnis Tajik dan Kirgiz di perbatasan kedua negara. Konflik terus bereskalasi sampai membuat militer perbatasan turun tangan dengan tujuan untuk menekan tensi konflik sipil yang ada, akan tetapi Militer Perbatasan kemudian ikut terlibat langsung dalam konflik sipil dan banyak terjadi kontak militer. Kondisi konflik semakin parah ketika kedua negara mengirimkan bantuan militer ke perbatasan sebagai salah satu langkah untuk menekan konflik yang terjadi akan tetapi bukannya militer bantuan yang datang menciptakan perdamaian, bantuan militer kedua negara malah ikut terlibat dalam konflik antara militer Tajikistan dan Kirgistan. Sehingga konflik yang terjadi pada tahun 2021 menjadi konflik paling mematikan jika dibandingkan dengan konflik-konflik sebelumnya karena memakan korban jiwa sebesar 83 orang yang tewas dan 50.000an pengungsi yang terdampak konflik. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan memberikan gambaran mengenai proses penyelesaian konflik perbatasan antara Tajikistan dan Kirgistan dalam konflik perbatasan yang terjadi di tahun 2021. Penelitian ini menggunakan metode penelitan deskriptif dengan melakukan pengumpulan data melalui dokumentasi, secara online labeling research dan kepustakaan. Dan di analisis melalui teknik Ilustratif method dengan mengaplikasikan teori yang digunakan kedalam studi kasus penyelesaian konflik perbatasan Tajikistan dan Kirgistan pada tahun 2021. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dalam proses penyelesaian konflik pada masa deeskalasi kedua negara terlibat dalam beberapa putaran diskusi dan negosiasi yang menghasilkan beberapa kebijakan bersama dan gencatan senjata, meskipun banyak kesepakatan gencatan senjata yang gagal karena dalam proses negosiasi kedua belah pihak tetap bertahan pada posisinya masing-masing, sehingga kesepahaman radikal terhadap konflik tidak tercapai. Meskipun pada akhirnya Tajikistan dan Kirgistan sepakat untuk membangun kembali institusi mengenai permasalahan fasilitas air di perbatasan, akan tetapi tidak menyepakati masalah utama yang ada yaitu penentuan garis batas negara yang belum jelas sehingga konflik perbatasan tahun 2021 dapat terjadi.