Pasien penderita penyakit kronis membutuhkan perawatan seumur hidup dan juga membutuhkan dukungan dari sekitar agar pengobatan yang dilakukan dapat berjalan secara optimal. Dukungan ini bisa berasal darimana saja, seperti dari keluarga, pasangan, orang tua, anak, dan teman. Adanya dukungan dari sosial ini dapat membantu individu dalam menerima diri dan juga keadaannya. Individu yang telah menerima dirinya dan juga penyakitnya akan melakukan pengobatan tanpa paksaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada pasien penderita penyakit kronis di Samarinda. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Subjek yang berpartisipasi sebanyak 110 pasien penderita penyakit kronis di Samarinda yang dipilih menggunakan teknik purpoive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan skala dukungan sosial dan skala penerimaan diri. Data yang terkumpul di analisis menggunakan uji analisis Kendall’s tau-b. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada penderita penyakit kronis di Samarinda (r = 0.536, p < 0.05) yang berarti bahwa semakin tinggi dukungan sosial makaakan semakin tinggi pula penerimaan diri pasien penderita penyakit kronis di Samarinda. Implikasi praktis dalam penelitian ini adalah melalui dukungan sosial yang akan menghasilkan penerimaan diri pada pasien penderita penyakit kronis dan akan menimbulkan dorongan dalam diri pasien untuk berobat sehingga dapat meningkatkan harapan hidup pasien kedepannya.