Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan upaya pendekatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat (Kemenkes, 2014). Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2021, persentase pelaksanaan STBM Provinsi Kalimantan Timur sebesar 22,4% di mana target capaian seharusnya sebesar 40%. Persentase pelaksanaan STBM di Kota Bontang mencapai 60% dengan 9 kelurahan dari total 15 kelurahan (Kemenkes, 2021). Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif dengan pendekatan crosssectional di mana variabel independen dan dependen diamati dan diidentifikasi dalam satu waktu yang sama. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 100 orang ibu rumah tangga dengan teknik purposive sampling, kemudian diuji secara statistik menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu rumah tangga terhadap penerapan Stop BABS (P-value 0,003); terdapat terhadap penerapan PAMM-RT (P-value 0,000); terdapat hubungan terhadap penerapan pengelolaan sampah rumah tangga (P-value 0,002) dan terdapat hubungan terhadap penerapan pengelolaan air limbah domestik rumah tangga (P-value 0,000) sedangkan tidak terdapat hubungan terhadap penerapan CTPS (P-value 0,622) di Kelurahan Loktuan Kota Bontang. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu rumah tangga terhadap penerapan Stop BABS, PAMM-RT, pengelolaan sampah dan pengelolaan air limbah domestik rumah tangga sedangkan tidak terdapat hubungan terhadap penerapan CTPS. Saran dari penelitian ini ialah perlu adanya peningkatan pengetahuan melalui sosialisasi, observasi dan evaluasi berkala penerapan STBM yang dikoordinasikan oleh tim sanitarian, perangkat kelurahan dan Masyarakat untuk meningkatkan persentase pelaksanaan program tersebut.