Andreas Ongko Wijaya Hului, Dampak Pertambangan Batubara Terhadap Kebudayaan Petani Ladang di Desa Lung Anai Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Bimbingan Bapak Drs. Martinus Nanang, M.A selaku dosen pembimbing. Perladangan masyarakat Dayak Kenyah Lepoq Jalan mengandung tiga unsur penting yang saling terkait seperti ruang hidup, sumber pangan dan sarana membangun kebudayaan. Kehadiran Perusahaan berbasis lahan seperti pertambangan Batubara menyebabkan mahkota kebudayaan dalam siklus perladangan yaitu Uman Undrat (pesta panen) mengalami ancaman akan hilang. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan dampak pertambangan Batubara yang merusak lingkungan fisik di sekitar Desa Lung Anai dan mengetahui apakah terjadi dampak dalam pentahapan perladangan masyarakat petani ladang dan beralihnya sistem gotong-royong dalam perladangan ke sistem upahan. Teori dalam penelitian ini adalah dampak pertambangan Batubara menurut Darmono et al., (2009) yang menyatakan bahwa terdapat dampak terhadap lingkungan fisik dan non fisik. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif berfokus pada petani ladang. Hasil penelitian ini menyatakan adanya dampak pertambangan Batubara terhadap lingkungan fisik seperti menyempitnya lahan pertanian dan menurunnya kualitas udara. Kemudian, dampak non fisik adalah potensi hilangnya kebudayaan berladang, penyempitan aktivitas budaya hanya pada ekspresi seni semata berubahnya mata pencaharian masyarakat, dan berubahnya Senguyun pada sektor lain.