Veronika Song, 2024. Strategi Bertahan Hidup Rumah Tangga Nelayan Jaring Insang di Kecamatan Bontang Utara Kota Bontang. (Dibimbing oleh Muhammad Syafril dan Oon Darmansyah).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi dan strategi bertahan hidup rumah tangga nelayan jaring insang di Kelurahan Bontang Kuala. Penelitian dilaksanakan sejak Juli 2023 sampai dengan Mei 2024 di Kecamatan Bontang Utara Kota Bontang. Sampel sebanyak 34 responden dengan mengacu pada metode purposive sampling menggunakan pendekatan Arikunto (2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan jaring insang Bontang Kuala mayoritas berusia produktif 53–59 tahun, dengan tingkat pendidikan rata-rata SD 26 orang, pendapatan nelayan berkisar antara Rp 420.000–Rp 3.000.000 per bulan dengan rata-rata per nelayan Rp 2.031.470. Status mereka merupakan nelayan pemilik dengan armada penangkapan berupa kapal dengan perahu tanpa mesin, perahu dengan mesin ketinting dan perahu atau kapal dengan mesin dompeng. Tempat tinggal nelayan umumnya adalah rumah semi permanen dengan kondisi fisik yang baik dan status kepemilikan tanah bangunan rumah adalah Hak Guna Bagunan (HGB). Strategi bertahan hidup rumah tangga nelayan jaring insang di lakukan dengan tiga cara yaitu: strategi aktif, dengan melakukan pekerjaan sampingan, mengoptimalkan peran anggota keluarga (istri dan anak) serta menambah jam kerja dilaut. Strategi pasif, dengan mengurangi biaya pangan, sandang, pendidikan dan menyisihkan uang atau menabung uang dari hasil penjualan ikan. Strategi jaringan, dengan melakukan pinjaman melalui jaringan sosial horizontal (keluarga) dan jaringan sosial vertikal (pengepul), serta lembaga ekonomi atau keuangan, seperti Koperasi, Bank, KUR melalui organisasi perikanan, dan memanfaatkan program kemiskinan. Strategi paling efektif yang di lakukan adalah strategi pasif rata-rata 20 orang.