Melda Rayani Simamora, 2024. Karakteristik fisikokimia dan penerimaan konsumen terhadap bakso ikan bandeng (Chanos chanos) dengan penambahan rumput laut Kappaphycus alvarezii. (Dibimbing oleh Irman Irawan dan Ilmiani Rusdin). Bakso ikan merupakan salah satu jenis produk pangan yang terbuat dari daging ikan yang dilumatkan, dicampur dengan bahan lain, dibentuk bulatan, dan selanjutnya direbus. Pembuatan bakso umumnya menggunakan tepung tapioka sebagai bahan pengisi yang berfungsi sebagai pengikat air tetapi emulsifikasinya rendah sehingga diperlukan bahan tambahan lain untuk meningkatkan kualitas bakso. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristk fisikokimia dan penerimaan konsumen terhadap bakso ikan bandeng (Chanos chanos) dengan penambahan Kappaphycus alvarezii lumat. Penelitian ini menggunakan rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan proporsi daging ikan bandeng (100%, 90%, 80%, 70%, 60%) dan penambahan Kappaphycus alvarezii lumat (0%, 10%, 20%, 30%, 40%) pada bakso ikan bandeng. Parameter yang diuji pada penelitian ini meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, serat kasar dan hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakso ikan bandeng memiliki kadar air berkisar antara 63,63-75,83%, kadar abu 1,17-1,46% (bb) dan 3,83-6,10% (bk), kadar protein 7,3-18,0% (bb) dan 32,6-59,5% (bk), kadar lemak 0,16-0,64% (bb) dan 0,54-2,65% (bk), kadar serat kasar 0,67-1,88% (bb) dan 2,20-7,80% (bk). Penerimaan konsumen pada parameter warna, aroma, rasa, dan tekstur lebih menyukai formulasi pada perlakuan P2 dengan warna 4,7 (agak suka), aroma 5,1 (agak suka), rasa 4,6 (agak suka) dan tekstur 4,7 (agak suka).