Beras merupakan sumber pangan utama bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Kebutuhan beras semakin meningkat setiap tahunnya namun tidak diimbangi dengan persediaan beras yang ada. Penurunan kuantitas maupun kualitas beras dapat disebabkan oleh serangan hama kumbang beras (Sitophilus oryzae). Umumnya, insektisida sintetik digunakan untuk mengendalikan kumbang beras, namun penggunaan insektisida sintetik dapat menimbulkan dampak buruk bagi konsumen maupun lingkungan. Sehingga diperlukan alternatif lain dengan menggunakan insektisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi minyak atsiri buah adas (Foeniculum vulgare) terhadap penghambatan perkembangan generasi F1 kumbang beras serta untuk mengetahui potensi minyak atsiri buah adas terhadap mortalitas kumbang beras. Penelitian ini terdiri dari skrining fitokimia minyak atsiri buah adas, rearing kumbang beras, penyiapan serangga uji, pembuatan variasi konsentrasi, perlakuan dan analisis. Terdapat 2 metode yang digunakan yaitu aktivitas penghambatan generasi F1 dan metode kontak menggunakan media filter paper yang masing-masing terdiri dari 6 perlakuan dengan 4 kali pengulangan. Hasil dari penelitian ini bahwa pada skrining fitokimia diketahui minyak atsiri buah adas mengandung senyawa flavonoid, alkaloid dan terpenoid. Pada penghambatan generasi F1 kumbang beras, minyak atsiri buah adas memiliki daya hambat 78% hingga 100%. Pada metode kontak menggunakan media filter paper, minyak atsiri buah adas selama 48 jam mampu membunuh kumbang beras 82,5% hingga 100%. Adapun nilai LC50-24 jam sebesar 3,168% sehingga minyak atsiri buah adas tergolong zat dengan toksisitas sedang. Konsentrasi minyak atsiri buah adas sebesar 5% direkomendasikan untuk mengendalikan kumbang beras.