Tempe menjadi makanan lokal Indonesia yang memiliki permintaan tinggi di masyarakat dan kaya akan gizi. Hal ini menjadikan suatu perusahaan khususnya para pelaku usaha produksi tempe seperti usaha rumahan Tempe Ravirava harus meningkatkan produksi sesuai dengan permintaan yang ada di masyarakat. Tempe Ravirava merupakan salah satu usaha rumahan produksi tempe di Kabupaten Kutai Kartanegara yang memproduksi dua bentuk (balok dan tabung) dan lima jenis ukuran tempe diantaranya adalah tempe kecil bentuk balok ukuran 12×7×1,5 cm, tempe sedang bentuk balok ukuran 18×9×2 cm, tempe besar bentuk balok ukuran 18×10×1,8 cm, tempe panjang bentuk balok ukuran 25×8×2,5 cm, dan tempe bulat bentuk tabung (tinggi =18 cm, jari-jari = 3 cm). Namun, Tempe Ravirava masih mengalami kendala dalam menentukan jumlah tempe yang harus diproduksi agar menghasilkan keuntungan yang optimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan produksi tempe usaha rumahan Tempe Ravirava menggunakan simpleks direvisi dengan metode cutting plane dan branch and bound sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan linier dalam bentuk bilangan bulat (integer). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua metode tersebut mampu meningkatkan jumlah produksi dan keuntungan. Dari analisis menggunakan metode cutting plane, diperoleh jumlah produksi tempe yang optimal sebanyak 1305 bungkus per sekali produksi, meliputi 725 tempe kecil, 80 tempe sedang, 158 tempe besar, 74 tempe panjang, dan 268 tempe bulat, dengan keuntungan maksimum yang diperoleh yaitu sebesar Rp1.649.481,00. Sementara itu, melalui metode branch and bound jumlah produksi tempe meningkat sebanyak 1312 bungkus yang dikombinasikan, 725 tempe kecil, 80 tempe sedang, 160 tempe besar, 74 tempe panjang, dan 273 tempe bulat, dengan keuntungan sebesar Rp1.663.812,00. Sehingga penerapan metode branch and bound lebih efektif dalam meningkatkan keuntungan usaha, dengan peningkatan keuntungan sebesar 12,63% dari produksi sebelumnya.