Matoa (Pometia pinnata) merupakan salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Studi farmakologis telah menunjukkan adanya sifat antibakteri yang disebabkan senyawa yang terkandung pada kulit matoa (Rahmawati, 2021). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen, metabolit sekunder dan mengetahui potensi aktivitas antibakteri ekstrak dan fraksi kulit batang matoa. Ekstraksi dengan metode maserasi dan fraksinasi metode cair-cair. Skrinning fitokimia menggunakan pereaksi. Pengujian antibakteri menggunakan metode sumuran dengan variasi konsentrasi 2,5%, 5%, 10% dan 20%. Hasil Penelitian menunjukkan ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, fraksi nbutanol kulit batang matoa memiliki nilai rendemen secara berturut-turut sebesar 24,76%, 2,67%, 7,9%, dan 11,67%. Hasil skrinning fitokimia pada ekstrak etanol, fraksi n-heksana dan fraksi n-butanol ditemukan senyawa flavonoid, saponin, tanin, fenolik dan terpenoid, pada fraksi etil asetat mendeteksi senyawa flavonoid, tanin, fenolik dan terpenoid. Pada uji aktivitas antibakteri, ekstrak dan fraksi kulit batang matoa mampu menghambat bakteri S. aureus, S. epidermidis dan P acne dengan konsentrasi terbaik yang diperoleh pada uji aktivitas antibakteri dalam menghambat bakteri S. aureus, S. epidermidis dan P acne adalah 20%. Konsentrasi tersebut memiliki daya hambat dari kategori sedang hingga kuat baik pada ekstrak etanol kulit batang matoa maupun pada fraksinya