Sistem Manajemen K3 yang ideal adalah yang tidak lagi menjadi paksaan, namun tertanam sebagai budaya dalam internal perusahaan. Budaya keselamatan kerja yang berjalan di suatu perusahaan tentunya adalah hal yang dapat diukur, salah satunya melalui penilaian Tingkat Kematangan Budaya Keselamatan Kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kematangan budaya K3 pada pada pekerja produksi PT X Kota Samarinda dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan di dalamnya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif menggunakan metode observasional analitik dengan desain penelitian cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 pekerja (total sampling). Analisa data menggunakan uji korelasi spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan budaya K3 berada pada level proactive. Terdapat hubungan antara komunikasi (p =0.023) dan pelatihan K3 (p =0.037) dengan tingkat kematangan budaya K3. Tidak terdapat hubungan antara motivasi (p =0.109) dengan tingkat kematangan budaya K3. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara komunikasi dan pelatihan K3 terhadap tingkat kematangan budaya K3, serta tidak adanya hubungan antara motivasi terhadap tingkat kematangan budaya K3. Perusahaan
diharapkan mempertahankan budaya K3 yang telah diterapkan dan harus lebih melibatkan para pakerja dalam mengambil keputusan atau saat membuat sebuah perencanaan program, khususnya program K3.