Preeklampsia dengan gejala pemberat merupakan kondisi pada ibu hamil yang ditandai dengan tekanan darah mencapai 160/110 mmHg setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu. Preeklampsia dengan gejala pemberat juga ditandai dengan adanya proteinuria yang mencapai 300 mg/24 jam atau +1 pada pemeriksaan dipstick urine atau tanpa proteinuria yang disertai dengan gangguan multisistem. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor risiko dengan timbulnya preeklampsia dengan gejala pemberat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie periode 2020-2022. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan metode case control. Peneliti memperoleh 142 subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling dan matching berdasarkan usia dengan rekam medik sebagai instrumen penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian preeklampsia dengan gejala pemberat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda (p-value = 0,707). Tidak terdapat hubungan antara jumlah pernikahan dengan kejadian preeklampsia dengan gejala pemberat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda (p-value = 0,422). Terdapat hubungan antara obesitas dengan kejadian preeklampsia dengan gejala pemberat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda (p-value = 0,010, OR = 2,449). Tidak terdapat hubungan antara kehamilan multipel dengan kejadian preeklampsia dengan gejala pemberat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda (p-value = 0,441). Terdapat hubungan antara usia kehamilan dengan kejadian preeklampsia dengan gejala pemberat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda (p-value = 0,000, OR = 0,170). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dan usia kehamilan dengan kejadian preeklampsia dengan gejala pemberat. Dapat disimpulkan juga bahwa tidak terdapat hubungan antara paritas, jumlah pernikahan, dan kehamilan multipel dengan kejadian preeklampsia dengan gejala pemberat.