Penelitian ini membahas mengenai bentuk dan fungsi tuturan mantra Belian Melas suku Dayak Tunjung di Kampung Ngenyan Asa Kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat. Mantra merupakan kata atau ucapan yang diyakini oleh masyarakat, mengandung kekuatan gaib dan kesaktian, mantra juga berfungsi untuk menyembuhkan dari penyakit dan pencegahan dari gangguan roh-roh gaib. Tujuan dari penelitian ini mendeskripsikan bentuk tuturan mantra Belian Melas suku Dayak Tunjung di Kampung Ngenyan Asa Kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat dan mendeskripsikan fungsi mantra Belian Melas suku Dayak Tunjung di Kampung Ngenyan Asa Kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif yang dipaparkan secara deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara terstruktur, catat, menyimak dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, transkrip data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian maka diperoleh bentuk tuturan mantra belian melas, yaitu ada tiga bentuk yang dapat dianalisis bentuk baris; bentuk bait; pilihan kata (diksi). Bentuk baris pada data tuturan mantra belian melas ini sangat berbeda baik dari segi baris, jumlah kata, maupun jumlah suku kata. Pada bentuk bait juga memiliki perbedaan baik dari jumlah baris dan kata. Dari analisis pilihan kata (diksi) pada mantra belian melas didapatkan hasil, kata umun, kata khusus, dan kata konkret. Fungsi mantra belian melas berdasarkan hasil analisis fungsinya yakni mantra pada belian melas ini berfungsi sebagai pengendali sosial (nasihat), mantra pada belian melas ini berfungsi sebagai pengingat (peringatan), mantra pada belian melas ini berfungsi sebagai toleransi, pembeliant berusaha berkomunikasi dengan para roh-roh agar tidak mengganggu, menyakiti dan kembali kepada anak keluarga), mantra pada belian melas ini berfungsi sebagai sarana untuk berdoa dengan roh-roh, dan mantra pada belian melas ini berfungsi sebagai sarana pelestarian budaya lokal.