Rimpang temu kunci (Boesenbergia rotunda) adalah salah satu tumbuhan yang digunakan masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak diklorometana rimpang temu kunci dengan uji fitokimia, aktivitas antioksidan melalui peredaman radikal bebas menggunakan 2,2-difenil-1- pikrilhidrazil (DPPH) menggunakan microplate-based method dengan asam askorbat sebagai kontrol positif, skrining aktivitas antibakteri dan penentuan nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC) terhadap bakteri uji dilakukan dengan metode difusi agar dimana tetrasiklin sebagai kontrol positif. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak diklorometana rimpang temu kunci mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, fenolik dan triterpenoid. Ekstrak diklorometana rimpang temu kunci memiliki potensi sebagai antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 0,012 ± 0,001 µg/mL dan asam askorbat sebagai kontrol positif dengan nilai IC50 sebesar 0,136 ± 0,002 µg/mL. Hasil skrining aktivitas antibakteri ekstrak diklorometana dengan konsentrasi 1 mg/mL terhadap Staphylococcus aureus ATTC 25923 dan Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) menunjukkan nilai zona hambat masing-masing adalah 15,0 ± 0,0 dan 15,667 ± 1,528 mm dengan nilai MIC yang sama yaitu 0,031± 0,0 mg/mL, sementara tetrasiklin sebagai kontrol positif pada konsentrasi 0,5 µg/mL mampu menghambat pertumbuhan bakteri dengan nilai zona hambat 22,0 ± 0,0 dan 20,0 ± 0,0 mm, secara berturut-turut, dan nilai MIC dari tetrasiklin tersebut adalah sebesar 0,016 ± 0,577 mg/mL terhadap kedua bakteri uji.