Iklim mikro merupakan kondisi iklim setempat yang memberikan pengaruh langsung terhadap fisik pada suatu lingkungan. Salah satu fungsi tegakan mahoni adalah penyerapan karbon monoksida dan karbon dioksida, serta peningkatan kualitas lingkungan hidup dan estetika pada wisata bukit mahoni. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu dan kelembapan tanah pada kelas kelerengan dan kedalaman berbeda di bawah tegakan mahoni umur 38 tahun. Pengambilan data suhu dan kelembapan tanah dilakukan selama 30 hari masing-masing pada tiga waktu pengukuran (pagi hari pukul 07.00-08.00 WITA, siang hari 12.00-13.00 WITA, sore hari 16.00-17.00 WITA) dengan menggunakan Environment meter. Suhu tanah rataan pada kedalaman 10 cm, 30 cm, 50 cm, dan 100 cm yang terukur di kelas kelerengan datar dengan kisaran 26,6-29,4ᵒC, kelas kelerengan landai berkisar 26,6-29,1ᵒC, dan kelas kelerengan agak curam berkisar 26,6-29,3 ᵒC. Kelembapan tanah rataan pada kedalaman 10 cm, 30 cm, 50 cm, dan 100 cm di kelas kelerengan datar berkisar 75,1-81,4%, kelas kelerengan landai berkisar 77,2, 82,6%, dan kelas kelerengan agak curam berkisar 75,4-81,7%. Hasil uji one way Anova menunjukkan bahwa ada perbedaan antara suhu tanah maupun kelembapan tanah pada kedalaman 10 cm, 30 cm, 50 cm, dan 100 cm pada tiga kelas kelerengan (datar, landai, dan agak curam). Informasi tentang suhu dan kelembapan tanah pada kedalaman berbeda dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengolahan tanah untuk persiapan pembangunan hutan maupun penanaman selanjutnya.