Daerah penelitian terletak di Desa Senoni, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur dan termasuk kedalam Cekungan Kutai pada Formasi Pamaluan dan Formasi Pulau Balang. Cekungan Kutai merupakan cekungan terbesar di Kalimantan Timur yang memiliki sumber minyak dan gas yang signifikan. potensi kandungan minyak dan gas bumi di Cekungan Kutai sangatlah memungkinkan keberadaannya. Pada daerah yang dijadikan tempat penelitian ini merupakan daerah yang jarang dilakukan analisis cabang ilmu geologi stratigrafi berupa dinamika sedimentasi secara rinci berdasarkan data yang terletak pada permukaan melalui singkapan atau outcrop. Analisis dinamika sedimentasi dilakukan untuk menggambarkan bagaimana kondisi stratigrafi pada daerah penelitian ini yang akan mempermudah dalam kajian geologi lebih lanjut dan juga rencana pengembangan potensi geologi dari wilayah Desa Senoni dan sekitarnya terkhusus pada Formasi Pamaluan dan Formasi Pulau Balang dalam Cekungan Kutai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan mengambil data litologi pada atas permukaan berupa singkapan atau outcrop di lapangan dengan luas kurang lebih 16 km². Data litologi yang diambil berupa data deskripsi litologi dari beberapa singkapan yang terdapat pada daerah penelitian, kemudian akan dianalisis lebih lanjut lagi dengan menganalisis stratigrafi, analisis fasies, menginterpretasikan lingkungan pengendapan dan dinamika sedimentasi pada daerah penelitian. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa dalam menganalisis dan interpretasi pada lokasi penelitian terdapat tujuh jenis fasies yang membentuk enam asosiasi fasies yang terendapkan pada lingkungan pengendapan shelf, prodelta, delta front dan lower delta plain. Berdasarkan dari hasil analisis dinamika sedimentasi yaitu sekuen stratigrafinya terdapat dua parasikuen set yang secara bertahap terendapkan yang pertama yaitu pada fase Transgressive System Tract (TST) dengan pola sedimen yang menghalus keatas atau retrogradasi yang diatasnya dibatasi oleh Maximum Flooding Surface (MFS) diinterpretasikan sebagai pembentukannya batugamping kristalin pada daerah penelitian dan yang kedua merupakan fase Highstand System Tract (HST) dengan pola sedimen yang mengkasar keatas atau progradasi.