Penelitian ini terletak di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur. Latar belakang penelitian ini diawali dari terjadinya longsor pada tahun 2019 dan 2020 yang dilansir dari data rekap statistik bencana longsor BNPB. Tujuan penelitian ini adalah mengkategorikan tingkat kerawanan longsor, menjabarkan pengaruh kondisi geologi terhadap daerah rawan longsor, dan menyimpulkan pengaruh faktor utama penyebab terjadinya longsor berdasarkan parameter yang telah dianalisis pada lokasi penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis daerah rawan longsor adalah metode statistik SNI Nomor 8291 Tahun 2016 yang dimulai dengan tahap pendahuluan berupa studi pustaka, penyusunan proposal tugas akhir, perencanaan penelitian, dan persiapan alat dan bahan, tahap pengumpulan data dari berbagai sumber seperti ESDM, DEMNAS, dan sebagainya, kemudian tahap pengolahan data yaitu analisis studio menggunakan perangkat GIS untuk overlay dan skoring yang mengacu pada klasifikasi Febriarta dan Wibowo, (2021) sehingga menghasilkan peta kerawanan longsor. Penelitian ini menggunakan 6 parameter yaitu kemiringan lereng, jenis batuan, struktur geologi, tata guna lahan, distribusi gerakan tanah, dan curah hujan.
Hasil penelitian menghasilkan 3 kategori kerawanan yakni rendah, menengah, dan tinggi dengan nilai terendah 0,055 dan nilai tertinggi 0,499 di mana kerawanan rendah menempati 77%, menengah menempati 22%, dan tinggi menempati 0,52% dari luas Kabupaten Paser. Pengaruh kondisi geologi pada lokasi penelitian terdiri dari kemiringan lereng, jenis batuan, dan struktur geologi. Faktor utama penyebab longsor ialah kemiringan lereng ditinjau dari bobot nilainya terhadap potensi longsor pada daerah penelitian.