Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dinamika pers di kota Samarinda pasca reformasi pada 1998-2003. Penelitian ini difokuskan pada sejarah dan perjalanan pers pasca reformasi di kota Samarinda. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara mendalam dan studi kepustakaan dari beberapa buku dan jurnal yang relevan. Peralihan antara orde baru ke reformasi dalam dunia pers di Indonesia sangat terlihat perubahan yang signifikan, terutama pers yang ada di Kota Samarinda. Kebebasan pers yang selama ini diharapkan telah terjadi pada pasca reformasi, dimana banyak wartawan baru yang ditemui dan banyak organisasi wartawan yang bertebaran di Samarinda. Banyaknya wartawan yang bertebaran di Samarinda sanggatlah membuat pemerintah kerepotan dalam menanggulanginya. Pers pasca reformasi adalah pers yang diharapkan oleh semua kalangan wartawan dalam dunia pers. Peralatan dan persiapan yang digunakan wartawan pada saat itu seperti pager dan kamera analog untuk mencari berita yang akan diterbitkan. Dalam hal izin penerbitan dan pengawasan pemberitaan sudah tidak ada lagi pada pasca reformasi seperti SIUP (Surat Izin Usaha Penerbitan) dan Departemen Penerangan. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu pers di Kota Samarinda memiliki banyak dinamika, dimulai dari kebebasan pers pada masa Orde Baru yang diatur oleh Departemen Penerangan dan SIUP (Surat Izin Usaha Penerbitan) hingga munculnya kebebasan pers pada masa pasca reformasi.