Suku Balik merupakan indegenous people yang menghuni kawasan inti IKN. Bahasa Paser Balik adalah bahasa yang semakin lemah eksistensinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana upaya pemerintah dan masyrakat sipil untuk melakukan revitalisasi Bahasa Balik yang ditinjau dengan Collaborative Governance Model. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi secara langsung dan digital, dokumen, dan wawancara yang ditentukan secara Purposive dan Snowball. Teknik analisis data yang digunakan adalah Creswell’s Qualitative Data Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak perlu ada upaya kolaboratif (collaborative governance) untuk melakukan revitalisasi bahasa Balik, sebab dalam temuan lapangan, bahasa ini memang hanya sebatas dialek dari bahasa Paser, sehingga bukan sebuah bahasa yang berdiri sendiri seperti yang diklaim oleh masyarakat adat Balik. Selain itu, secara historis suku Balik memang suku minoritas yang tidak pernah memiliki hegemoni budaya di Kalimantan Timur, lalu populasi mereka tersebar di Kaltim, dan bahasa ini juga sudah hampir tidak digunakan lagi oleh suku ini dalam berkomunikasi, khususnya golongan muda oleh karena sangat beragamnnya suku di IKN, khususnya Jawa dan Bugis. Namun, meskipun tidak perlu adanya revitalisasi, hasil temuan dalam penelitian menunjukkan masih adanya dinamika antara Suku Balik dengan stakeholders lain, seperti Otorita IKN dan NGO AMAN Kaltim (Aliansi Masyrakat Adat Kaltim).