Bahasa seiring dengan perkembangannya media sosial, melahirkan kosakata-kosakata baru. Dalam kosakata tersebut berkonotasi kasar dan negatif dalam kajian semantik disebut dengan disfemisme yang terdapat pada kolom komentar akun Youtube keluarga Manurung. Keluarga Manurung adalah salah satu keluarga yang mengidap Sindrom Treacher collins karena kelainan tersebut membuat warganet menghujat fisik mereka yang berbeda. Melalui kolom komentar, warganet menyampaikan pendapat dengan kasar dan bersifat negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kebahasaan fungsi dan makna disfemisme pada akun Youtube keluarga Manurung. Jenis penelitian ini kepustakaan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data pada peneltian ini berupa kata, frasa dan kalimat komentar warganet pada akun Youtube keluarga Manurung. Sumber data dalam penelitian adalah postingan pada Youtube keluarga Manurung. Metode dan teknik pengumpulan data menggunakan metode teknik baca, teknik dokumentasi, dan teknik catat. Teknik analisis data menggunakan metode padan. Hasil penelitian ini ditemukan bentuk kebahasaan disfemisme yaitu kata, frasa dan kalimat. Bentuk kebahasaan yang dominan iyalah kata dan makna. Selain itu ditemukan juga fungsi disfemisme yaitu untuk merendahkan atau penghinaan, untuk menunjukkan rasa tidak suka, juga ketidaksetujuan terhadap seseorang atau sesuatu, untuk memperkuat atau mempertajam penghinaan, untuk memberikan penggambaran yang negatif tentang lawan politik, baik pandangan, sikap, maupun prestasinya, untuk mengungkapkan kemarahan dan kejengkelan, untuk mengumpat atau menunjukkan kekuasaan. Dengan demikian, penggunaan disfemisme komentar warganet pada akun Youtube @keluarga Manurung mencerminkan sebuah bahasa yang berkonotasi negatif dan digunakan sebagai bahan untuk menyampaikan ketidaksukaan, ketidaksetujuan, dan serangan terhadap individu.