Tantangan Implementasi Akuntansi Lingkungan Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) (Studi Kasus : Koperasi SIKS Tahu Tempe di Kota Balikpapan) Khadijah Zhafarina Noorendi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mulawarman Kh.zhafarina@gmail.com ABSTRAK Akuntansi lingkungan merupakan identifikasi, pengukuran dan penghitungan biaya lingkungan yang diperhitungkan oleh pelaku usaha. Tidak hanya bisa diterapkan oleh entitas berskala besar, akuntansi lingkungan dapat pula diterapkan pada usaha mikro dan kecil. Sentra Industri Kecil Somber (SIKS) sebagai usaha mikro dan kecil di bidang produksi tahu dan tempe di Kota Balikpapan menghasilkan volume limbah yang cukup besar dalam tiga tahun terakhir (2020-2022). Limbah tersebut diolah menjadi beberapa produk baru seperti tempe gembos, pakan ternak dan sumber air yang digunakan kembali dalam produksi tahu tempe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi akuntansi lingkungan di kawasan Sentra Industri Kecil Somber (SIKS) yang dilakukan oleh SIKS dalam pengolahan limbah tahu tempe. Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa penggalian informasi pada pengrajin melalui wawancara semi-terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik akuntansi belum diterapkan oleh SIKS dalam kegiatan pengolahan limbah yang rutin dilakukan setiap hari. Tantangannya adalah ketidaksiapan para pengrajin dalam melakukan pencatatan sehingga menyebabkan tidak adanya pencatatan yang lengkap, dan tidak adanya penggolongan biaya dalam praktik akuntansi lingkungan yang dilakukan oleh SIKS. Oleh karenanya dalam upaya implementasi akuntansi lingkungan di SIKS, diperlukan kerjasama dari para pengrajin dan pengurus untuk melakukan pencatatan biaya lingkungan secara teratur. Pentingnya pencatatan akuntansi lingkungan ini agar SIKS dapat mengetahui biaya apa saja yang dihasilkan dari kegiatan pengolahan limbah dan dapat dapat memberikan manfaat ekonomi kepada para pengrajin dan pengelola kawasan.