Sampah Pasar tradisional yang tidak ditangani dengan baik dapat menjadi sumber penyakit sumber pencemar menimbulkan bau tidak sedap, dan mengganggu estetika. Biogas merupakan salah satu cara yang dapat digunakan sebagai pengolahan sampah pasar terutama sampah organik untuk mengurangi dampak negatif penumpukan sampah. Pada proses nya biogas menghasilkan bioslurrry dan effluent water yang dihasilkan dari proses dekomposisi material organik secara anaerobik dimana material penyusunnya berasal dari biomassa. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh campuran sampah sayuran dan buah pada reaktor biogas terhadap karakteristik bioslurrry dan effluent water.

Penelitian dilakukan dilakukan di Laboratorium Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman. Sampah organik yang digunakan pada bio-slurry adalah sampah sayur sawi putih dan kubis serta sampah buah pepaya dan kulit pisang dengan variasi komposisi campuran 20% sampah sayur, 20% sampah buah, 40% rumen sapi, air 20% dan 20% sampah sayur, 20% sampah buah, air 20%. Penelitian ini dilakukan selama 28 hari. Hasil dari penelitian ini akan diuji pada parameter Ammonia, C-Organik, Kalium, Fosfat, Ntotal, BOD, dan COD untuk dibandingkan dengan KepMenTan RI Nomor 261 Tahun 2019 Tentang Persyaratan Minimal Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah, Bagian Pupuk Organik Cair.

Pada Penelitian ini pengaruh variasi kualitas bio slurry dengan dan tanpa rumen sapi telah memenuhi beberapa parameter yang ditetapkan kecuali pada parameter N-total hal ini disebabkan oleh pengaruh perbedaan komposisi ataupun perlakuan proses pembuatan bio-slurry. Pada penelitian selanjutanya diharapkan peniliti dapat mengkaji ulang komposisi bahan baku pembuatan bio-slurry serta pemilihan jenis bahan baku yang berpotensi untuk pembuatan pupuk organik agar produk dapat memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan.