Padi merupakan salah satu makanan pokok bagi sebagian besar populasi dunia yang mempengaruhi mata pencaharian dan ekonomi beberapa miliar orang. Kecamatan Kaubun telah berupaya menjadi sentra produsen tanaman pangan di Kabupaten Kutai Timur. Dalam upaya tersebut, aspek kesesuaian lahan, termasuk tekstur tanah, suhu, pH tanah, curah hujan, dan metode irigasi, menjadi perhatian utama. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesesuaian lahan tanaman padi di Kecamatan Kaubun dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Metode AHP, dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970, memungkinkan evaluasi variabel kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan dengan pembentukan hierarki dan penilaian subjektif kriteria. Sedangkan metode TOPSIS, diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang pada tahun 1981, memilih alternatif terbaik yang memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif dan jarak terpanjang dari solusi ideal negatif. Dalam penelitian ini, bobot kriteria dihitung menggunakan metode AHP. Hasil peringkat kesesuaian lahan diperoleh dengan menerapkan metode TOPSIS pada data lahan padi Kecamatan Kaubun tahun 2023. Desa Bumi Rapak menempati peringkat tertinggi dengan nilai preferensi 0,97410, menunjukkan kesesuaian lahan terbaik di antara tujuh desa lainnya di Kecamatan Kaubun. Uji sensitivitas antara kombinasi metode AHP-TOPSIS dan AHP-SAW menunjukkan bahwa metode AHP-TOPSIS memiliki sensitivitas sebesar -0,64011 dan metode AHP-SAW memiliki sensitivitas 1,11250. Maka, metode kombinasi AHP-SAW memiliki sensitivitas lebih tinggi dan lebih relevan dalam menyelesaikan permasalahan kesesuaian lahan tanaman padi.