Prevalensi hipertensi di Indonesia dan dunia terus meningkat. Hipertensi memerlukan pengobatan jangka panjang dengan obat-obatan konvensional, namun obat konvensional memiliki kelemahan yaitu dapat menimbulkan berbagai efek samping. Untuk mengatasi permasalahan ini maka masyarakat menggunakan obat bahan alam sebagai alternatif pengobatan lainnya tetapi penelitian mengenai obat antihipertensi berbahan alam terutama vasodilator masih terbatas sehingga diperlukan eksplorasi obat antihipertensi yang baru bersumber dari alam yang banyak tumbuh di sekitar kita. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai tanaman obat bahan alam yaitu kulit batang ketapang (Terminalia catappa Linn). Namun di Indonesia belum ada penelitian terkait kulit batang ketapang sebagai vasodilator. Untuk menilai apakah ekstrak etanol kulit batang ketapang memiliki aktivitas vasodilatasi pada aorta tikus wistar putih. Aktivitas vasodilatasi aorta tikus wistar putih diuji dengan metode isolated aorta bioassay yang diprekontraksi dengan fenilefrin. Penelitian ini menggunakan dua kelompok uji, yaitu kelompok kontrol dan kelompok ekstrak etanol kulit batang Terminalia catappa (KBTC). Keduanya dimasukan ke dalam chamber berisi aorta tikus berendotel dengan log konsentrasi -2, -1,5, -1, -0,5, 0 dan 0,5 secara kumulatif. Hasil uji isolated aorta bioassay pada log konsentrasi -2 Ekstrak (-5,9 1,9) dan Kontrol (0,0 0,0), p=0,015; log konsentrasi -1,5 Ekstrak (-14,7 2,2) dan Kontrol (0,0 0,0), p=0,002; log konsentrasi -1 Ekstrak (-22,5 3,8) dan Kontrol (-0,5 0,5), p=0,002; log konsentrasi -0,5 ekstrak (-16,7 2,8) dan Kontrol (-0,5 0,5), p=0,002; log konsentrasi 0 Ekstrak (-11,4 3,9) dan Kontrol (-0,5 0,5), p=0,065; log konsentrasi 0,5 pada Ekstrak (-6,2 1,7) dan Kontrol (-0,5 0,5), p=0,015. Kesimpulan dari penelitian ini ada aktivitas vasodilatasi ekstrak etanol kulit batang ketapang (Terminalia catappa Linn) pada aorta tikus wistar putih pada log konsentrasi rendah namun pada log konsentrasi ekstrak lebih tinggi dari -0,5 aktivitas vasodilatasi menjadi lemah.