Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme heterogen yang ditandai dengan adanya hiperglikemia akibat gangguan fungsi sekresi insulin, aksi insulin yang rusak atau keduanya. Variasi pengobatan diabetes saat ini meliputi intervensi terhadap gaya hidup, pemberian obat oral, obat yang disuntikkan (seperti insulin), penanganan bedah, pengobatan komplementer serta pengobatan alternatif menggunakan tanaman obat. Enzim α-amilase merupakan salah satu target obat untuk mencegah hiperglikemia postprandial pada penderita diabetes. Enzim α-amilase dapat memecah amilum menjadi glukosa sehingga apabila enzim tersebut dihambat maka kadar gula darah dapat menurun. Penelitian terdahulu membuktikan bahwa ekstrak bawang dayak memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim α-amilase dan α-glukosidase serta dapat menurunkan gula darah pada tikus putih. Untuk mengoptimalkan aktivitas antidiabetes ekstrak bawang dayak, perlu dilakukan optimasi ekstrak dengan pembuatan nanopartikel ekstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penghambatan enzim α-amilase oleh ekstrak dan nanopartikel ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine americana (Aubl.) Merr.). Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai rendemen ekstrak bawang dayak sebesar 17,35%. Hasil karakterisasi nanopartikel ekstrak bawang dayak yaitu ukuran partikel sebesar 376,6 nm, indeks polidispersi sebesar 0,44, zeta potensial sebesar -30,8 mV, dan pH sebesar 4,01. Nilai IC50 yang didapatkan yaitu 118,05 untuk ekstrak bawang dayak dan 215,76 untuk nanopartikel ekstrak bawang dayak. Uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada nilai IC50 tersebut yaitu p=0,003 (p