NOVAYANTI. Implementasi Program Sekolah Penggerak Dalam Kurikulum Merdeka Di Sekolah Dasar Kota Balikpapan (dibimbing oleh Prof. Dr. H. Warman, M.Si dan Dr. H. Yudo Dwiyono, M.Si). Program Sekolah Penggerak merupakan salah satu kebijakan dalam kurikulum merdeka untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Program Sekolah Penggerak mengutamakan pengembangan hasil belajar peserta didik secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).Tujuan penelitian adalah: 1) mendeskripsikan implementasi Program Sekolah Penggerak, 2) mendeskripsikan pengawasan implementasi Program Sekolah Penggerak, 3) mendeskripsikan faktor pendukung, faktor penghambat dan upaya mengatasi faktor penghambat implementasi Program Sekolah Penggerak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses analisis data dilakukan melalui tahap pengumpulan data, reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian di SD Negeri 015 Balikpapan Selatan, SD Nasional KPS dan SD Kemala Bhayangkari ini menunjukkan: 1) implementasi Program Sekolah Penggerak dalam kebijakan kurikulum merdeka. Penerapan 5 (lima) intervensi memiliki beberapa persamaan dan perbedaan, 2) pengawasan implementasi Program Sekolah Penggerak dilakukan secara bersinergi oleh Balai Guru Penggerak, Dinas Pendidikan dan kepala sekolah, 3) faktor pendukung diantaranya sumber daya manusia, letak geografis sekolah, dukungan pemerintah serta sarana prasarana umum di sekolah yang memadai. Faktor penghambat yaitu kurangnya literasi dan referensi tentang sekolah penggerak bagi warga sekolah, kurangnya pengalaman guru dalam penggunaan IT untuk pembelajaran, pemahaman guru tentang pembelajaran berdiferensiasi belum maksimal, keterbatasan sarana prasarana khusus dan guru yang akan memasuki masa pensiun sulit mengikuti perubahan. Upaya mengatasi faktor penghambat yaitu melalui pelatihan guru, berbagi praktik baik dalam komunitas belajar, kerja sama dengan orang tua dan pihak lain serta pemberian motivasi dari kepala sekolah.