Jemi Irlanda Haikal, 1902036047, Strategi Keluarga Berencana Indonesia Dalam Menanggulangi HIV/AIDS Di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Di bawah bimbingan Ibu Dra. Lisbet Situmorang., M. Si.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi dalam menanggulangi HIV/AIDS yang dilakukan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pemerintah Indonesia dalam upaya memerangi virus HIV/AIDS, telah merancang rencana aksi nasional yaitu 90-90-90 HIV/AIDS 2027. Keikut sertaan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia dalam menanggulagi HIV/AIDS, diperlukan tindakan strategi untuk mencapai dari aksi nasional tersebut. Untuk melihat tindakan strategi, peneliti menggunakan teoritis manajemen strategi yang meliputi pengamatan lingkungan, formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Sehingga dapat menggambarkan tindakan seperti apa yang digunakan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kalimantan Timur merupakan Sub Recipient (SR) dari Yayasan Spiritia dan Indonesia AIDS Coalition (IAC), yakni lembaga menangani kasus HIV/AIDS berbasis komunitas populasi kunci. Sehingga untuk menyasar populasi kunci yang ada di Kota Samarinda dengan membentuk dua Sub-Sub Recipient (SSR) yakni Sub-Sub Recipient (SSR) Pekerja Seks Perempuan (PSP) dan SubSub Recipient (SSR) Lelaki Seks Lelaki (LSL), Waria, dan Pengguna Narkoba Jarum Suntik (Penasun). Setiap Sub-Sub Recipient (SSR) memiliki program penjangkauan (outreach) dan mobile voluntary counseling and testing (VCT). Dalam mempermudah dan lebih menyasar ke populasi kunci, menggunakan strategi dukungan sebaya (peer support) yaitu mengikut sertakan seorang populasi kunci yang dipilih serta secara sukarela untuk melakukan edukasi HIV/AIDS melalui pendekatan secara interpersonal antar sesama populasi kunci. Hal tersebut dinilai efektif dalam menyasar populasi secara langsung, dapat dibuktikan dengan pencapaian program pada laporan triwulannya.