Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa terdapat 59.276 lowongan kerja yang terdaftar di Indonesia pada tahun 2022, jumlah tersebut mengalami penurunan drastis hingga 88,33% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 507.799 lowongan, oleh karena itu penurunan ini membuat sumber daya manusia menjadi krusial bagi sebuah instansi. Sumber daya manusia menjadi peran penting pada setiap instansi, salah satu contohnya pada pegawai aparatur sipil negara yang berada di Samarinda. Sumber daya manusia yang ada dituntut untuk saling membantu. Perilaku saling membantu inilah yang disebut dengan perilaku kewarganegaraan organisasi, sebelum terjadinya perilaku kewarganegaraan organisasi tersebut, perlu terjadinya kesadaran. Kesadaran ini hasil dari kecerdasan emosional yang dimiliki oleh pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan perilaku kewarganegaraan organisasi pada pegawai Aparatur Sipil Negara kota Samarinda. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini sebanyak 381 pegawai aparatur sipil negara yang telah ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala kecerdasan emosional dan skala perilaku kewarganegaraan organisasi. Teknik analisis data menggunakan korelasi dengan memakai uji analisis Kendall-Tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan perilaku kewarganegaraan organisasi pada pegawai aparatur sipil negara kota Samarinda. Hal ini berarti semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki oleh pegawai ASN kota Samarinda maka semakin tinggi perilaku kewarganegaraan organisasi yang dimiliki, begitupun sebaliknya. Manfaat penelitian ini sekiranya dapat menjadi upaya dalam meningkatkan kecerdasan emosional agar dapat terciptanya perilaku kewarganegaraan organisasi.