Iklim tropis di Indonesia menjadikan penyakit kulit masih terus berkembang. Faktor kebersihan diri dan lingkungan turut serta dalam meningkatkan resiko terjadinya penyakit kulit. Sediaan atau obat iritasi kulit di pasaran merupakan sediaan yang banyak mengandung antibiotik sintetik, namun penggunaan bahan kimia sintetik seringkali memberikan efek samping yang beragam. Daun kokang (Lepisanthes amoena) merupakan tumbuhan asli Kalimantan yang berfungsi untuk mengatasi berbagai permasalahan kulit dan diketahui memiliki kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak kokang menjadi sediaan sabun cair dan menguji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dengan metode difusi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kokang memiliki aktivitas antibakteri khususnya bakteri Staphylococcus epidermidis secara berurut – turut 3% 6,64 mm, 6% 8,36 mm, 9% 8,81 mm. Sediaan sabun cair dibuat dalam satu seri konsentrasi yaitu 9% dibuat dalam tiga replikasi dan didapatkan rata - rata zona hambat sebesar 6,77 mm dan masuk kategori sedang. Hasil evaluasi fisik sabun cair antara lain organoleptik, pH, viskositas, homogenitas, bobot jenis, dan tinggi busa didapatkan hasil yang baik dan memenuhi syarat SNI, namun tidak memenuhi parameter stabilitas freeze thaw selama 6 siklus penyimpanan.