FARIDATUL HASANAH. Manajemen Sarana dan PrasaranauntukMeningkatkan Mutu Layanan Sekolah Inklusi di Samarinda (dibimbingoleh Prof. Dr. Hj. Widyatmike G. M., M.Hum dan Prof. Dr. H. M. Amir
Masruhim, M.Kes). Meningkatnya jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia khususnyadi Samarinda menyebabkan kebutuhan akan Sekolah inklusi dengansarana dan prasarana yang memadai. Penelitian ini bertujuanmendeskripsikan perencanaan sarana dan prasana di Sekolah inklusi, Pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana di sekolahinklusi, Proses pelaksanaan sarana dan prasarana di sekolah inklusi, Proses monitoring dan evaluasi sarana dan prasarana di sekolahinklusi, Kendala dan solusi manajemen sarana dan prasarana sekolah inklusi. Penelitian ini dilaksanakan di Samarinda. Metode penelitianyangdigunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat
deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dandokumentasi, Sedangkan pengecekan keabsahan data melalui tekniktriangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukan PerencanaanSarana dan Prasarana pada SLB dan Sekolah Penyelenggara PendidikanInklusi di kota Samarinda dilakukan dengan mengadakan rapat laludanmenentukan skala prioritas, Pengorganisasian pada SLB dan Sekolahpenyelenggara inklusi di Samarinda dilakukan dengan melakukanpencatatan di buku inventarisasi dan memberikan penomoranpadasarana dan prasarana, pelaksanaan manajemen sarana dan prasaranapada ketiga Sekolah tersebut sudah terlaksana dengan baik hanyasajasetiap Sekolah memiliki beberapa perbedaan dalampelaksanaannya, ketiga Sekolah yang diteliti tersebut sudah melaksanakan monev yangbersifat pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan dan perbaikanberat. ketiga Sekolah yang diteliti semuanya memiliki kendala berbeda-bedauntuk SLB memiliki kendala dalam mencari barang kebutuhan untuk muridyang memiliki ketunaan permanen, untuk SDN 016 memiliki kendalalambatnya pencairan dana BOS, untuk kendala yang dihadapi SDDaarul
Falihin harus membuat proposal dan laporan lebih banyak untuk dinasdan Yayasan, ketiga Sekolah tersebut masih belumsepenuhnyamemenuhi kriteria Sekolah inklusi yang sesuai dengan aturan pemerintahyang mengatur tentang penyelengaraan Pendidikan inklusif