Pelecehan seksual pada dunia kerja terjadi akibat adanya dominasi kuasa dan masih melekatnya budaya patriarki karena struktur gender yang tidak adil yang tertanam dalam masyarakat. Film merupakan gambaran realita kehidupan kantor di Indonesia secara faktual. Please Be Quiet merupakan film yang mencerminkan kasus pelecehan seksual di dunia kerja yang mengacu pada serangkaian peristiwa yang dilakukan pelaku dan ancamannya, yang mengakibatkan kerugian psikologis kepada korban dan saksi pelecehan seksual.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, dan menggambarkan bagaimana pelecehan seksual di lingkungan kerja yang dialami oleh Putri dan Sarah sebagai saksi mata tunggal kejadian pelecehan seksual pada film Please Be Quiet. Penelitian ini menggunakan analisis naratif model Tzvetan Todorov yang meliputi kondisi awal, gangguan, kesadaran terjadinya gangguan, upaya memperbaiki gangguan dan keseimbangan baru untuk merepresentasikan suatu cerita. Hasil Penelitian dari 17 adegan yang telah dianalisis menunjukkan bahwa film Please Be Quiet merupakan representasi dari realita sosial dimana perempuan sebagai makhluk yang rentan mengalami pelecehan seksual memiliki posisi yang lemah di lingkungan kerja, sehingga membuat mereka tidak dapat menyuarakan pengalaman yang dialami. Korban sering merasa tidak aman dan takut, mereka khawatir akan mengalami perlakuan yang buruk di kantor terutama jika atasan mereka adalah bos yang memiliki kekuasaan besar di tempat kerja. Kekuasaan ini membuat karyawan tersebut takut kehilangan pekerjaan serta karir yang telah dibangun.