Aturan masyarakat dibentuk guna mengatur tiap individu. Aturan tersebut berisi pemisahan antarindividu guna mengatur jalannya kewajiban yang dilakukan pada masyarakat. Berlakunya aturan tersebut menemui ketidaksepakatan dengan beberapa kepentingan individu. Ketidaksepakatan itu akhirnya membentuk kelas sosial. Melalui penelitian ini akan ditemukan bahwa representasi kelas sosial memengaruhi bentuk perlawanan tokoh utama dalam melakukan perlawanan kelas. Rumusan masalah penelitian ini adalah representasi kelas sosial dan bentuk perlawanan tokoh utama terhadap kelas sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi kelas sosial serta bentuk perlawanan tokoh utama terhadap kelas sosial. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan deskripstif kualitatif. Data penelitian ini berupa kutipan kata, frasa, kalimat dan wacana. Sumber data yang digunakan adalah novel Mereka Bilang Ada Toilet di Hidungku (2019) karya Ruwi Meita. Teknik pengumpulan data dengan teknik membaca dan mencatat. Teknik analisis data menggunakan teori sosiologi sastra perspektif marxis dengan variabel; kelas borjuis, dan kelas proletariat juga teori perjuangan kelas Karl Marx melalui langkah analisis yaitu pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi kelas (1) Borjuis oleh perusahaan Wix yang merupakan perusahaan dengan produk terkemuka yang menguasai pasar, dan Prajurit Angin Merah yang diidentifikasi sebagai alat penggerak kekuasaan milik kaum borjuis kemudian oleh tokoh Yanuv yang memiliki status sosial sebagai anak kepala prajurit kota Yolekata, Brigit dengan fasilitas dan kekayaan yang selalu ada, Mpu Merva yang memilih keputusan tabu bagi rahim kaca, Qariya dengan status keturunan Wix dan uang sebagai identitas kelas, dan (2) Proletariat yang ditunjukkan tokoh Imalovix; tanda lahir sebagai ciri khas rahim asli, Nyonya Ngatinev sebagai kelas pekerja; petugas kebersihan yang gajinya tidak sebanding untuk mengakses makanan asli, serta Iyangka Kafka sebagai pribadi penuh perasaan dan hati- hati yang diidentifikasi sebagai identitas diri dari kelas rahim asli serta dua bentuk perlawanan tokoh Imalovix terhadap penindasan kelas dengan cara kompetitif melalui pertandingan Dolanai Jenara yang berbentuk verbal yang berupa ujaran dan tindakan percaya diri yang dimotivasi Mpu Merva, Iyangka Kafka, dan Nyonya Ngatinev. Imalovix berhasil memenangkan pertandingan Dolanai Jenara yang mewakili identitasdiri sebagai kelas sosial yang dimiliki Imalovix