Ulya Zahra Hanafi Putri, NIM 2002046081, “Upaya Aksesi Swedia ke The North Atlantic Treaty Organization (NATO)”, dalam bimbingan Tendy, S.Sos., M.Si. Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Serangan bersenjata Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 menandai perubahan kondisi keamanan Swedia secara fundamental. Perubahan tersebut mengakibatkan adanya pergeseran persepsi oleh Swedia terhadap Rusia sebagai suatu ancaman berbahaya yang harus dipertimbangkan. Merespon hal tersebut, Swedia perlu untuk memperbaharui kebijakan keamanannya agar bersifat preventif dan mencegah timbulnya ancaman terhadap Swedia, serta mempertimbangkan risiko dari perang Rusia-Ukraina yang dapat berkepanjangan dan mengalami eskalasi. Sehingga kebutuhan dan kepentingan keamanan nasional Swedia dapat terpenuhi. Kerja sama keamanan yang sebelumnya telah dibangun Swedia dengan Uni Eropa, NATO, negara-negara Nordik, maupun yang lainnya dinilai kurang dan terbatas. Hingga akhirnya Swedia memutuskan untuk bergabung kedalam keanggotaan NATO dengan tujuan agar jaminan keamanan dapat tercapai melalui prinsip pertahanan kolektif dari Pasal 5 NATO. Namun, proses aksesi Swedia terhalang oleh dua negara anggota NATO, yakni Turki dan Hongaria. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya dan langkah yang dilakukan oleh Swedia agar dapat bergabung ke dalam The North Atlantic Treaty Organization (NATO). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik analisis data kualitatif. Dalam membantu menjelaskan permasalahan penelitian digunakan pula konsep negosiasi integratif oleh Thomas F. Burchill. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam upaya aksesi ke NATO, Swedia telah melakukan tiga langkah metode negosiasi integratif, yakni Swedia memulai dengan pembahasan dan identifikasi masalah di antara Swedia dengan Turki dan Hongaria. Setelah itu, Swedia bersama Turki dan Hongaria berusaha mencari solusi yang sekiranya dapat menyelesaikan permasalahan dan memenuhi kepentingan tiap pihak. Solusi tersebut berupa disepakatinya Trilateral Memorandum oleh Swedia dan Turki, serta pengadaan pertemuan dan mediasi oleh Swedia dan Hongaria.