Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kondisi fisik pada atlet taekwondo ranting samboja kutai kartanegara. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, populasi dalam penelitian ini adalah 15 atlet dengan pengambilan sampel menggunakan Teknik sampling jenuh maka seluruh populasi yaitu 15 atlet akan menjadi sampel dalam peneltian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan tes Leg Dynamometer, Sit and Reach, Vertical Jump, Squad Thrust, Akselerasi Lari 30 Meter, Bleep Test. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis statistic deskriptif menggunakan SPSS versi 23.0. Hasil analisis kondisi fisik pada atlet taekwondo ranting samboja kutai kartanegara di peroleh dari keseluruhan tes kondisi fisik yaitu tes Leg Dynamometer, Sit And Reach, Vertical Jump, Squad Thrust, Akselerasi Lari 30 Meter, dan Bleep Test yang telah dilakukan pada 15 sampel pada atlet taekwondo ranting samboja kutai kartanegara. Kemudian untuk memperoleh skor akhir 15 atlet taekwondo melakukan tes kondisi fisik memiliki 4 kategori yaitu 1 atlet dengan presentase 6,67% masuk dalam kategori klasifikasi “Baik” dengan rentang skor 8,0-9,5 atlet tersebut dapat masuk dalam kategori baik dikarenakan atlet mengikuti program latihan dimulai sejak SD hingga saat ini dan rajin mengikui program latihan sehingga atlet terbiasa melakukan latihan kondisi fisik, 5 atlet dengan presentase 33,33% masuk dalam kategori klasifikasi “Cukup” dengan rentang skor 6,0-7,9 karena atlet ini tidak rutin dalam mengikuti program latihan sehingga pada saat melakukan tes latihan kondisi fisik masih dalam kategori cukup, 6 atlet dengan presentase 40% masuk dalam kategori klasifikasi “Kurang” dengan rentang skor 4,0-5,9 karena atlet tersebut tidak rutin mengikuti program latihan, dan masih tidak serius dalam melakukan program latihan dan ada beberapa atlet yang baru ikut ke dalam proram latihan ranting taekwondo, dan 3 atlet dengan presentase 20% masuk dalam kategori klasifikasi “Kurang Sekali” dengan rentang skor 2,0-3,9 karena atlet tersebut tidak rutin mengikuti program latihan dan ada beberapa atlet tersebut yang baru saja mengikuti taekwondo, dan tidak ada atlet yang memiliki kategori klasifikasi “Baik Sekali”, dari berbagai macam kategori ini dapat disimpulkan bahwasannya ada beberapa faktor yang mempengarui yaitu kurangnya pengetahuan atlet dalam melakukan latihan kondisi fisik maupun peranan dari kondisi fisik atlet itu sendiri, kurangnya motivasi yang dimiliki atlet, serta kurangnya pemahaman pelatih tentang latihan kondisi fisik dalam mendukung program-program latihan pada setiap atlet. Berdasarkan analisis data tersebut dapat diketahui bahwa kondisi fisik atlet taekwondo ranting samboja kutai kartanegara secara keselurhan dalam kondisi “Kurang”. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurangnya pengetahuan para atlet dalam memahami peran kondisi fisik dalam mendukung kemampuan taekwondo, adapun faktor berikutnya terkait pemahaman pelatih tentang kondisi fisik atlet dan cara melatih kondisi fisik. Karena kondisi fisik adalah hal yang sangat mendasar dalam mengembangkan teknik dan strategi pada saat bertarung, sesuai dengan pendapat Bafirman dan Asep Sujana Wahyudi (2019:5) yang menyatakan bahwa, kondisi fisik yang lebih baik banyak memperoleh keuntungan di antaranya atlet mampu dan mudah mempelajari keterampilan baru yang relatif sulit, tidak mudah lelah dalam mengikuti latihan dan pertandingan, program latihan dapat diselesaikan tanpa banyak kendala, waktu pemulihan lebih cepat dan dapat menyelesaikan latihan-latihan yang relatif berat. Pelatih perlu menambahkan latihan fisik pada program-program latihannya dengan cara terlebih dulu memberikan pre-test untuk mengetahui sejauh mana perkembangan kondisi fisik peserta dan menjadi acuan dalam memberikan program-program latihan selanjutnya kepada masing-masing atlet.