Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terhadap kekuatan hukum perjanjian pengikatan jual beli dibawah tangan dan menganalisis perlindungan hukum bagi pembeli apabila penjual melakukan Tindakan Wanprestasi terhadap perjanjian pengikatan jual beli. Penelitian ini merupakan penelitian doctrinal. Pada prakteknya dalam pelaksanaan Perjanjian Pengikatan Jual Beli masih banyak pelaku pembangunan yang tidak membuat Perjanjian Pengikatan Jual Beli dihadapan notaris dalam bentuk akta otentik, namun dibuat dalam bentuk akta di bawah tangan. Perjanjian Pengikatan Jual Beli yang dibuat dengan akta otentik dengan akta dibawah tangan memiliki perbedaan mendasar dilihat dari kekuatan pembuktiannya. Perjanjian Pengikatan Jual Beli dalam pelaksanaannya di masyarakat tidak selamanya dapat berjalan lancar, terkadang ada factor yang membatasi perikatan dalam melanjutkan atau sampai menjadi batal, Kasus tersebut dapat diketahui bahwasanya PPJB dapat dimintai ganti kerugian apabila tidak sesuai dengan disepakati oleh para pihak didalam perjanjian, yang dimana dalam kasus ini penjual melakukan perbuatan wanprestasi, sedangkan pembeli dalam kasus ini beritikad baik dengan memenuhi apa yang sudah tertuang dalam PPJB, Perjanjian dapat dibatalkan apabila tidak sesuai dengan syarat subjektif maupun syarat objektif perjanjian sebagaimana yang diatur dalam pasal 1320 KUHPerdata