Gulma merupakan spesies tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman budidaya dan sering dianggap sebagai tumbuhan pengganggu yang tidak diinginkan karena dianggap merugikan. Tumbuhan gulma yang sering dianggap mengganggu ini dapat dimanfaatkan khususnya sebagai sumber pengobatan, telah banyak penelitian mengenai manfaat tumbuhan gulma sebagai sumber pengobatan penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder dan potensi antioksidan yang terkandung pada tumbuhan gulma (Axonopus compressus (Sw.) P. Beauv dan Digitaria ciliaris (Retz.) Koeler). Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi dengan metanol kemudian diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental kemudian dilakukan pengujian masing-masing metabolit sekunder dan uji kualitatif aktivitas antioksidan dengan analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Setelahnya dilakukan pengujian antioksidan secara kuantitatif dengan metode DPPH menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Berdasarkan pengujian, didapatkan nilai rendemen ekstrak (Axonopus compressus (Sw.) P. Beauv sebesar 26,2% dan Digitaria ciliaris (Retz.) Koeler sebesar 26%. Ekstrak sampel terbukti masing-masing mengandung flavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin dan Tanin. Ekstrak sampel terbukti memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 Axonopus compressus (Sw.) P. Beauv sebesar 35, 677 ppm dan Digitaria ciliaris (Retz.) Koeler 28,706 ppm dimana memiliki potensi aktivitas antioksidan yang tergolong sangat kuat.