Inflamasi merupakan respon alami tubuh karena adanya zat asing yang masuk dan menyebabkan kerusakan sel dan jaringan tubuh. Lintut (Strobilanthes kalimantanensis) merupakan tanaman endemik khas dari Kutai Barat yang dimanfaatkan sebagai pelega pernapasan, daun Lintut (Strobilanthes kalimantanensis) memiliki aroma khas serta diketahui memiliki kandungan alkaloid, terpenoid, dan fenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi, dosis terbaik, dan efektivitasnya sebagai antiinflamasi. Penelitian ini menggunakan metode induksi croton oil yang diaplikasikan secara topikal pada telinga mencit. Hasil penelitian yang didapat dari penelitian ini adalah hasil penimbangan bobot telinga, gambaran makroskopik dan gambaran mikroskopik. Kemudian dihitung persen edema dan dianalisis statistik. Hasil persen edema yang didapat menunjukkan bahwa pada konsentrasi 10% minyak atsiri daun lintut (Strobilanthes kalimantanensis) memiliki aktivitas antiinflamasi dan efektif dibandingkan dengan krim natrium diklofenak 1% yaitu dengan nilai persen edema sebesar 26,48% berdasarkan bobot telinganya.