Sy. Maharani Al Bahasyim, NIM 1908016032, Samarinda, 31 Oktober 2001, Minat Studi Hukum Pidana, Tinjauan Viktimologi Terhadap Anak Sebagai Korban Child Grooming Pada Permainan Online Hago, di bawah bimbingan Ibu Rini Apriyani, S.H., M.H. selaku Pembimbing Utama dan Bapak K. Wisnu Wardana, S.H., M.H. selaku Pembimbing Pendamping. Penyalahgunaan media internet dan teknologi saat ini dilakukan oleh orangorang yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan kejahatan yang ditujukan kepada anak untuk mengeksploitasi dan melecehkan anak demi keuntungannya sendiri serta memenuhi hasrat seksualnya, salah satunya child grooming yang terjadi di aplikasi permainan online hago. National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC) mengartikan grooming adalah ketika seseorang membangun suatu hubungan, kepercayaan serta ikatan emosional dengan seorang anak sehingga mereka dapat memanipulasi, mengeksploitasi dan melecehkan anak. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan doktrinal dengan analisis terhadap bahan hukum serta diuraikan secara deskriptif kualitatif. Ditinjau dari perspektif viktimologi bahwa anak sebagai kelompok rentan menjadi korban suatu kejahatan dan melihat akibat yang timbul dari kejahatan child grooming terhadap kondisi fisik, psikis dan sosial anak. Tindakan-tindakan yang dilakukan anak dan kondisi fisik serta psikisnya yang lemah menjadi faktor penyebab anak seringkali menjadi korban kejahatan child grooming. Perlindungan hukum terhadap anak korban child grooming dilakukan melalui perlindungan hukum preventif dan represif. Perlindungan preventif terhadap anak sebagai korban child grooming pada permainan online hago terdapat dalam peraturan perundang-undangan untuk mencegah terjadinya pelanggaran serta memberikan batasan dalam melakukan suatu kewajiban, seperti pengaturan tentang hak-hak dan larangan-larangan untuk dilindungi dan dilibatkan dalam tindakan kekerasan seksual, sedangkan perlindungan represif yakni dengan memberikan sanksi baik berupa penjara, denda dan hukuman tambahan kepada pelakunya serta penanganan dan pemulihan kondisi anak korban, juga dengan pemberian restitusi atau kompensasi.