Kondisi kawasan Pusrehut saat ini ditinjau dari observasi lapangan diketahui bahwa lahan tersebut mengalami degradasi yang ditandai dengan adanya pembukaan hutan untuk aktivitas pertambangan batu bara yang tidak memperhatikan prinsip kelestarian lingkungan, serta keadaan lainnya seperti ditumbuhi oleh alang-alang dan kurangnya vegetasi cover crop yang menyebabkan terjadinya erosi sehingga membuat lahan tersebut menjadi terdegradasi. Dilakukan dengan cara membatasi Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus Universitas Mulawarman (dari data DEM atau peta topografi) untuk kemudian di tumpangsusun (overlay) peta unit lahan (peta topografi, peta penutupan lahan, peta jenis tanah) dan data curah hujan kemudianmemprediksi laju erosi tanah dengan rumus Universal Soil Loss Equation (USLE). Tingkat bahaya erosi di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Unmul menunjukkan bahwa kelas Tingkat Bahaya Erosi sangat ringan merupakan daerah dengan distribusi mayoritas atau sebagian besar dengan luasan 8.802,71 Ha atau persentase sebesar 43,43%. Tutupan lahan yang mendominasi berupa belukar dengan luasan 7.192,68 Ha atau sebanyak 35,48%. Topografi atau kelerengan didominasi oleh kelas kelerengan 0-8% atau datar seluas 6.180,16 ha dan 15-25 atau agak curam seluas 5.709,87 Ha. Jenis tanah didominasi oleh kambisol dengan luas sebaran seluas 9.111,06 Ha, atau 44,95%. Rehabilitasi lahan dan revegetasi lahan perlu dilakukan pada status tingkat bahaya erosi berat dan sangat berat