Perkembangan teknologi dan industri makanan telah memudahkan masuknya budaya asing ke Indonesia, salah satunya adalah budaya konsumsi makanan cepat saji.
Munculnya restoran makanan cepat saji dijadikan solusi bagi beberapa kalangan masyarakat tertentu sebagai pilihan konsumsi makanan utama mereka. Hal tersebut
mengakibatkan permintaan masyarakat terhadap produk peternakan sebagai sumber kalori semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Namun, rencana tidak selalu berjalan seperti yang diharapkan tanpa terkecuali pada industri makanan cepat saji. Setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan tidak terlepas dari risiko yang dapat mempengaruhi aliran material dan komponen dalam rantai pasok. Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis melakukan penelitian menggunakan model Supply chain Operation Reference (SCOR) untuk memetakkan identifikasi risiko rantai pasok yang terjadi, metode House of Risk (HOR) untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko yang ada. Terdapat 13 risiko kejadian yang timbul dan 16 penyebab risiko dalam seluruh proses bisnis. Dari 13 risiko kejadian tersebut terbagi dalam proses bisnis menjadi 5 sub proses. Pada proses pertama yaitu plan terdapat 1 risiko kejadian, pada source terdapat 5 risiko kejadian, pada make terdapat 5 risiko kejadian, pada deliver terdapat 1 risiko kejadian, dan return terdapat 1 risiko kejadian.Terdapat 6 tindakan mitigasi yang dapat dilakukan oleh Best Fried Chicken Cabang Perintis. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat sejumlah strategi yang dapat diterapkan oleh Best Fried Chicken Cabang Perintis untuk mengatasi atau mengurangi dampak dari risiko-risiko yang teridentifikasi.