Beras merupakan salah satu sumber kebutuhan pangan utama untuk masyarakat Indonesia. Beberapa masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat dalam budidaya padi adalah produktivitas rendah dan konsumsi beras yang yang tinggi oleh masyarakat Indonesia. Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara pengimpor beras tertinggi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya masyarakat Kalimantan Timur. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut ialah dengan menggunakan varietas padi lokal sebagai tetua dalam program hibridisasi padi. Tetua yang dipilih untuk program tersebut adalah Pandan Ungu, Ciherang dan Sikin Merah. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan galur padi F8 yang memiliki sifat unggul dan daya produktivitas yang tinggi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Oktober 2020 di lahan sawah tadah hujan di Desa Sebuntal, Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 12 perlakuan yang merupakan galur harapan padi F8 dan 3 kelompok. Setiap perlakuan ditanam pada petak berukuran 5 m x 5 m dan diambil 15 rumpun sebagai tanaman sampel pada setiap petaknya. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan total, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah per malai, berat 1000 butir, berat gabah per rumpun, umur panen, dan potensi hasil. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan ANOVA pada tingkat 5% dan diikuti dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil menunjukkan produksi tertinggi diperoleh galur PUC 168 dengan potensi hasil 8,18 Mg ha-1 dan SMC 222 dengan potensi hasil 7,40 Mg ha-1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa galur PUC 168 dan SMC 222 memiliki potensi untuk menjadi padi varietas unggul asal Kalimantan Timur.