Muhammad Agustian Hajrin, 2024. Survei Sarana dan Prasarana Olahraga di Sekolah Menengah Pertama Negeri SeKecamatan Samarinda Utara. Dibawah bimbingan Bapak Dr. Jupri, M.Pd.sebagai dosen pembimbing I dan Bapak Jance J. Sapulete, S.Pd, M.Pd sebagai dosen pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana olahraga di SMP Negeri (SMPN) Se-Kecamatan Samarinda Utara berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 tahun 2007. Hasil pengamatan awal menunjukkan ketidakmemadaiannya nilai akademik siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan serta keluhan dari guru Pendidikan Jasmani terkait sarana dan prasarana pendidikan jasmani. Penelitian ini menggunakan pendekatan survei dengan metode deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan dan wawancara dengan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi. Berdasarkan hasil penelitian di SMP Negeri 27 Samarinda, SMP Negeri 29 Samarinda, dan SMP Negeri 47 Samarinda, ditemukan variasi dalam ketersediaan dan kondisi sarana serta prasarana olahraga di ketiga sekolah tersebut. SMP Negeri 27 Samarinda memiliki area bermain/olahraga yang memadai, namun perlu peningkatan pada peralatan bola voli dan bola basket. Rekomendasi perbaikan termasuk distribusi yang seimbang untuk mendukung kegiatan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK). SMP Negeri 29 Samarinda telah memenuhi standar luas area bermain/olahraga, tetapi perlu perhatian khusus pada peningkatan jumlah peralatan PJOK. Distribusi fasilitas olahraga juga perlu dipertimbangkan agar lebih efektif sesuai kebutuhan siswa. SMP Negeri 47 Samarinda menunjukkan variasi dalam ketersediaan fasilitas olahraga, dengan peralatan sepak bola dan atletik dinilai baik. Namun, perlu perhatian khusus pada peningkatan peralatan bola voli dan bola basket serta distribusi fasilitas olahraga. Secara umum, perbaikan dan peningkatan pada ketersediaan peralatan dan distribusi fasilitas olahraga di ketiga SMP Negeri dapat memberikan dampak positif terhadap kegiatan PJOK. Implementasi rekomendasi perbaikan diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih optimal untuk pengembangan fisik dan kesehatan siswa serta mendukung standar pendidikan yang telah ditetapkan.