Stunting pada anak, disebabkan oleh gizi kurang, berdampak pada pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas, serta meningkatkan risiko penyakit degeneratif di masa depan. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) memiliki peran sebagai pelaksana pemerintah dengan tanggung jawab dalam pengendalian penduduk, keluarga berencana, dan kesejahteraan keluarga, termasuk sebagai koordinator program percepatan penurunan Stunting. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasikan implementasi Program Percepatan Penurunan Stunting oleh DPPKB kepada Keluarga Berisiko Stunting di Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda, dengan fokus pada intervensi sensitif beserta faktor-faktor penghambat implementasinya. Metode penelitian menggunakan studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, dimana data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi yang dilakukan secara interaktif melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan selanjutnya terakhir dilakukan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan berbagai upaya intervensi sensitif dilakukan, namun mengalami kendala seperti penggunaan Aplikasi Elsimil yang masih rendah (51,2%), capaian program KIE percepatan penurunan Stunting hanya mencapai 55,67% dari target 4.604 keluarga berisiko Stunting, keterbatasan pelayanan KB pasca persalinan, kurangnya sosialisasi dalam pendampingan dan edukasi pola asuh anak baduta dan balita melalui BKB, tidak semua keluarga berisiko Stunting yang ekonominya lemah menerima bantuan sosial, serta Program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) memberikan makanan tambahan, tetapi keterbatasan peralatan dan bantuan materil membatasi pelaksanaannya. Adapun faktor-faktor penghambat pelaksanaan program meliputi keterbatasan sumber daya manusia (SDM) untuk PKB dan TPK, kesulitan pengisian aplikasi Elsimil, keterbatasan jumlah makanan dalam program pemberian makanan tambahan, dan dampak faktor ekonomi yang rendah.