Esra Wira, Program Pascasarjana Universitas Mulawarman, November 2021. Dengan judul Penelitian “Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan kepada Pasien Rumah Sakit dalam Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan pada RSUD di Kabupaten Kutai Barat. Ketua Kominisi Pembimbing: Prof. Dr. Hj. Nur Fitriyah, MS dan Anggota Komisi Pembimbing: Dr. Anwar Alaydrus, MM.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan tanggung jawab dari tenaga kesehatan rumah sakit dalam menangani pasien yang ada, dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan di RSUD Harapan Insan Sendawar Kabupaten Kutai Barat; (2) Untuk mengetahui faktor penghambat tanggung jawab tenaga kesehatan pada pasien dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan pada RSUD Harapan Insan Sendawar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data ditempuh melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi terhadap informan yang terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan dengan pendekatan konsep parameter responsibilitas menurut Jabra dan Dwivedi (dalam Widodo, 2001:168). Hasil penelitian menunjukan: 1). Tanggung jawab dari tenaga kesehatan rumah sakit RSUD. Harapan Insan Sendawar dalam menangani pasien dapat dilihat yakni: (1) Tindakan-tindakan yang akurat, adil, dan tepat waktu dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai Standar Minumim Layanan pada rumah sakit berlaku; (2) Pemberian wewenang sesuai tanggung jawab yang sudah teratur secara tegas antara tugas-tugas yang seharusnya menjadi wewenang tenaga kesehatan satu dengan tenaga kesehatan yang lain; (3) Adanya evaluasi kinerja sebagai tolak ukur dengan tempo yang terukur dan dilaksanakan dari waktu ke waktu; (4) Pemahaman akan Tanggung Jawab dalam Melaksanakan Tugas yang dilakukan dengan secara sadar tegas selaras dan menyeluruh akan ketentuan dan kebijakan berlaku. 2). Faktor penghambat tanggung jawab tenaga kesehatan pada pasien dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan RSUD. HIS yaitu: (1) Keunggulan alat peralatan medis belum beriringan dengan pelatihan dan pendidikan tenaga kesehatan; (2) Sistem operasional waktu tunggu layanan kerap mengalami keterlambatan; (3) Sarana dan prasarana medik untuk penanganan pasien lanjutan spesialis dan rujukan berobat serta produk/fasilitas kesehatan dan farmasi.