Penelitian ini dilatarbelakangi retorika Gubernur Kaltim Isran Noor, karena Isran Noor merupakan Gubernur Kaltim dan merupakan sosok yang banyak mendapat perhatian media di Kaltim karena beberapa pernyataannya kepada wartawan. cukup asal-asalan dan blak-blakan. Sebagai pejabat publik, setiap tindakan, sikap, dan pernyataannya mewakili rakyat. Apalagi sebagai orang nomor satu di suatu daerah. Sebagai pejabat publik, ia juga harus menunjukkan dan mempertimbangkan setiap kata dan tindakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis retorika Gubernur Kalimantan Timur berbicara di depan media massa dengan dasar teori dari Aristoteles sebagai standar peneliti. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Retorika Aristoteles, dalam perkembangannya, retorika juga mencakup proses penyesuaian gagasan kepada orang dan penyesuaian orang kepada gagasan melalui berbagai macam pesan. (adjusting ideas to people and people to ideas in messages of all kinds) (Morissan, 2013). Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa peran penting retorika dalam komunikasi publik, terutama dalam konteks wacana politik melalui media massa. Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor, dengan gaya berbicara ceplas-ceplosnya, berhasil menggunakan retorika secara efektif untuk memengaruhi opini publik, membangun hubungan dengan media, dan memberikan inspirasi kepada masyarakat. Dalam situasi yang tidak memiliki tim komunikasi resmi, Gubernur tetap mampu mengelola komunikasinya dengan baik dan memberikan dampak positif.