Air limbah tahu yang berasal dari industri rumahan/kecil merupakan masalah lingkungan yang perlu ditangani, sehingga perlu adanya pengolahan agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Pengolahan air limbah tahu dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan pengolahan trickling filter yang dapat menurunkan parameter BOD, COD, TSS dan pH dalam limbah cair tahu. Pada prinsipnya, trickling filter merupakan mikroorganisme tumbuh di permukaan media dan berkembang pada suatu media dengan membentuk lapisan biofilm.
Pada penelitian ini menggunakan proses trickling filter dan menggunakan sistem kontinyu. Proses seeding dan aklimatisasi pada penelitian ini selama 14 hari diukur parameter pH dimaksudkan untuk mengetahui pertumbuhan mikroorganisme hingga membentuk biofilm pada media. Air limbah tahu dialirkan pada reaktor trickling filter dengan aliran HRT (Hidrulic Retantion Time). Kemudian ditunggu dalam beberapa waktu sesuai dengan variasi waktu kontak yang digunakan, yaitu 24 jam, 72 jam, 120 jam, 192 jam, dan 216 jam.
Pada penelitian ini pengaruh waktu kontak dalam pengolahan semakin lama maka akan semakin baik karena kontak limbah dengan bakteri akan semakin lama sehingga memberikan efisiensi yang baik dan pengaruh media pada penelitian yang paling baik ditunjukkan pada media kerikil. Hasil yang paling optimum ditunjukkan pada waktu tinggal 192 jam COD dan 216 jam BOD, TSS dan pH dengan media kerikil yaitu dengan hasil efisiensi penyisihan kadar: BOD sebesar 91%, COD sebesar 88%, TSS sebesar 86%, dan nilai pH 8,4.