Latar belakang: Kosmetik kini sudah menjadi bagian dari kebutuhan sehari-hari masyarakat, baik pria maupun wanita. Salah satu bentuk kosmetik adalah skincare yang berperan dalam pemeliharaan dan perawatan kulit. Serum merupakan jenis skincare yang memiliki molekul yang sangat kecil, sehingga mudah diserap bagi kulit. Lebah kelulut banyak ditemukan di Indonesia dan Kaltim, telah diketahui juga manfaat dari madu dan propolis bagi kesehatan kulit.
Tujuan penelitian: Membuktikan keamanan dermatologis dari serum wajah berbasis madu dan propolis asal lebah tanpa sengat asal Kaltim dengan menilai reaksi alergi dan iritasi pada kulit secara in vivo.
Metode: Serum wajah yang mengandung madu dan propolis kelulut diujikan ke subjek manusia sebanyak 20 orang relawan dan dilakukan pengamatan selama 7 hari dengan metode ROAT (Repeated Open Application Test). Pemakaian serum dilakukan sebanyak 2 kali sehari pada tangan lengan atas disertai dengan bukti dokumentasi kulit yang dikirimkan setiap harinya. Penilaian dilakukan dengan melihat reaksi alergi yang akan dinilai menggunakan sistem ICDRG (International Contact Dermatitis Research Group) dan reaksi iritan yang terjadi
pada kulit relawan yang akan dinilai dengan menggunakan PII (Indeks iritasi primer) dan hasil akan ditentukan dengan jumlah skor yang didapatkan dari setiap kulit relawan.
Hasil: Hasil pengamatan penggunaan serum pada tangan lengan atas selama 7hari didapatkan pada penggunaan pertama serum di hari pertama didapatkan 4 relawan mengalami reaksi iritan berupa kemerahan, gatal, dan rasa panas. Maka skor yang didapatkan yaitu 0,7 (sedikit iritasi), sementara 16 lainnya normal. Pada pengolesan kedua sampai hari ketujuh didapatkan 20 relawan normal dan tidak mengalami keluhan apapun.
Kesimpulan: Uji keamanan dermatologis dari serum wajah berbasis madu dan propolis kelulut dari lebah tanpa sengat asal Kalimantan Timur menunjukkan reaksi iritasi ringan pada 4 relawan di awal pemakaian dan aman digunakan pada pemakaian berikutnya.