Latar Belakang: Proses terjadinya gambaran radiografis yang terbentuk dari hasil radiasi sinar-X merupakan bentuk interaksi dari ion-ion (partikel yang bermuatan listrik) dengan sel-sel atau jaringan yang dilewatinya. Radiasi sinar-X yang dihasilkan dari radiografi cephalometric juga menimbulkan efek samping yang mengganggu keseimbangan rongga mulut. Berkurangnya volume saliva akan menyebabkan kepekatan saliva meningkat sehingga pH saliva akan menjadi lebih rendah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan pH saliva yang signifikan sebelum dan sesudah pajanan radiasi sinar-X dari radiografi cephalometric. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode quasi eksperimental dan rancangan pre and post test only control group design yang dilakukan di Laboratorium Radiologi RS. Dirgahayu Samarinda pada bulan Oktober – Desember 2023. Responden penelitian ini adalah 21 orang pasien perawatan ortodonti yang mendapat rujukan untuk menjalani pemeriksaan radiografi cephalometric di Laboratorium Radiologi RS. Dirgahayu. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan pH meter digital untuk mengukur pH saliva sebelum dan sesudah pajanan. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata pH saliva sebelum pajanan adalah sebesar 6,9929. Nilai rata-rata pH saliva sesaat sesudah pajanan radiasi mengalami penurunan menjadi 6,8786. Nilai rata-rata pH saliva 24 jam sesudah pajanan radiasi juga mengalami penurunan menjadi 6,8286. Hasil uji statistik menggunakan Uji Friedman juga menunjukkan perbedaan pH saliva yang signifikan antara sebelum, sesudah pajanan dan 24 jam sesudah pajanan radiasi sinar-X dari radiografi cephalometric yang ditunjukkan oleh p