Perilaku perbankan cenderung mengalami penyimpangan ketika terjadi masa krisis. Seperti yang terjadi pada pasca pandemi COVID-19, sektor perbankan cenderung konservatif atau risk averse dalam menjalankan fungsi intermediasinya. Hal tersebut dapat menimbulkan fenomena yang disebut financial accelerator. Fenomena financial accelerator dapat terjadi karena dipengaruhi oleh kinerja keuangan perbankan seperti posisi Likuditias, risiko kredit, dan ukuran bank itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh likuiditas, risiko kredit, dan ukuran bank terhadap financial accelerator di Bank Swasta Nasional yang terdaftar di OJK periode 2019-2022. Desain penelitian adalah kausalitas.Populasi adalah Bank Swasta Nasional di Indonesia yang terdaftar secara terus menerus di OJK selama periode penelitian, yaitu 2019-2022 berjumlah 68 bank. Penentuan pengambilan sampel yakni purposive sampling,
diperoleh sampel sebanyak 56 perusahaan yakni 224 data laporan keuangan. Analisis data menggunakan Generalize Method Moment (GMM). Hasil penelitian menunjukkan likuditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial accelerator pada Bank Swasta Nasional yang terdaftar di OJK periode 2019-2022 (Nilai signifikansi adalah 0,041 <  = 0,05). Risiko kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial accelerator pada Bank Swasta Nasional yang terdaftar di OJK periode 2019-2022 (Nilai signifikansi adalah 0,015 <  = 0,05). Ukuran Bank berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap financial accelerator pada Bank Swasta Nasional yang terdaftar di OJK periode 2019-2022 (Nilai signifikansi adalah 0,865 >  = 0,05).