Keteguhan rekat dan emisi formaldehida merupakan parameter dari kualitas kayu lapis.Jenis kayu dan jenis perekat dapat mempengaruhi dari keteguhan rekat dan emisi formaldehida. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh jenis kayu meranti (Shorea spp.) dan kayu keruing (Dipterocarpus sp.) dengan perekat urea formaldehida dan phenol formaldehida terhadap keteguhan rekat kayu lapis serta membandingkan emisi formaldehida dari perekat urea forlmaldehida dan phenol formaldehida yang diaplikasikan pada kayu keruing dan meranti. Rancangan penelitian untuk menganalisis pengaruh jenis kayu dan perekat terhadap kekuatan rekat kayu lapis yang dihasilkan menggunakan faktorial 2x2 dengan 10 ulangan untuk tiap perlakuan,sedangkan untuk membandingkan emisi dari urea dan phenol formaldehida dilakukan uji-t (t-test) dengan 30 ulangan. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jenis kayu berpengaruh sangat signifikan sedangkan jenis perekat berpengaruh signifikan terhadap keteguhan rekat kayu lapis dengan nilai rataan untuk keruing 56,01 kg/cm2 dan meranti sebesar 42,53 kg/cm2. Nilai rataan kekuatan rekat kayu lapis keruing dan meranti dengan urea formaldehida 47,97 kg/cm2 dan perekat phenol formaldehidasebesar 50,57 kg/cm2. Hasil uji t (t-test) emisi formaldehida antara kayu lapis berperekat urea formaldehida nilai rataan 0,31 mg/l berbeda sangat nyata dengan kayu lapis berperekat phenol formaldehida dengan nilai rataan 0,03 mg/l. Hasil emisi formaldehida yang didapatkan bahwa secara keseluruhan telah memenuhi standar JAS 2018 pada kelas emisi F4. Jenis kayu dan jenis perekat berpengaruh terhadap kekuatan rekat kayu lapis yang dihasilkan. Perekat phenol formaldehida memberi emisi yang lebih rendah dari urea formaldehida. Disarankan menggunakan perekat phenol formaldehida untuk kayu lapis yang membutuhkan kekuatan rekat tinggi dengan emisi formaldehida yang rendah.